Anda pasti sudah sering melihat pohon kelapa. Pada umumnya, pohon kelapa tumbuh tinggi keatas dengan batang tunggal yang panjang, tapi kali ini berbeda. Pohon satu ini memiliki tangkai, alias bercabang dua.
Amiruddin, pemilik pohon kelapa unik itu menuturkan, semula, pohon kelapa itu tumbuh alami di kebun miliknya. Bentuknya pun biasa-biasa saja seperti pohon kelapa lainnya. Makin lama, batang pohon kelapa makin menjulang tinggi dan bercabang dua. Cabang pohon kelapa terus menerus menghasilkan buah kelapa.
Menurutnya, jumlah buah kelapa yang dihasilkan pun lebih banyak dibanding pohon kelapa lainnya. Tetapi, rasa air kelapa yang dihasilkan sama dengan rasa air kelapa pada umumnya. Kini, pohon kelapa unik miliknya diperkirakan sudah berumur tiga puluh tahun.
�Setiap tahun, pohon kelapa itu berbuah. Uniknya, Setiap kali berbuah, masing-masing cabang menghasilkan buah yang sama banyaknya,� ujar dia. Amiruddin mengatakan, sejak pohon kelapa miliknya bercabang dua, banyak masyarakat yang datang melihat langsung pohon kelapa unik miliknya.
Tidak jarang, pengunjung yang datang meminta buah dari pohon kelapa bercabang dua itu. Rata-rata, pengunjung mengambil satu atau dua buah kelapa saja. Buah dari pohon kelapa unik itu diyakini bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Bahkan, ada pengunjung yang mempercayai buah dan air kepala bisa sebagai penolak bala.
�Buah kelapa diberikan secara gratis bagi setiap pengunjung yang berminat. Tapi, harus meminta izin dulu dan pengunjung diminta untuk memanjat sendiri pohon kelapa karena tidak ada pemanjat khusus yang disediakan,� kata Amiruddin yang juga menjabat sebagai Sekretaris Desa Lebang.
Dia menambahkan, pohon kelapa bercabang dua miliknya itu kini dijaga dan dilestarikan oleh warga desa setempat. Beberapa waktu lalu, pemerintah kabupaten mengusulkan agar pohon kelapa bercabang dua bagian itu ditebang tetapi ditolak oleh warga desa. Alasan pemerintah, lokasi tumbuhnya pohon kelapa unik itu disinyalir mengandung minyak bumi.
Bahkan, pada tahun 1993 lalu, tim dari Kanada mengadakan survei atas kandungan minyak bumi di desa Lebang. Namun, minyak bumi yang dikandung di sekitar lahan tumbuhnya pohon kelapa milik Amiruddin dinilai masih mentah dan belum bisa diolah. �Warga desa Lebang tetap mempertahankan kelestarian pohon kelapa bercabang dua bagian itu. Diyakini, buah dan air kelapa bisa dijadikan obat dan penolak bala,� tandasnya.
Menurutnya, jumlah buah kelapa yang dihasilkan pun lebih banyak dibanding pohon kelapa lainnya. Tetapi, rasa air kelapa yang dihasilkan sama dengan rasa air kelapa pada umumnya. Kini, pohon kelapa unik miliknya diperkirakan sudah berumur tiga puluh tahun.
�Setiap tahun, pohon kelapa itu berbuah. Uniknya, Setiap kali berbuah, masing-masing cabang menghasilkan buah yang sama banyaknya,� ujar dia. Amiruddin mengatakan, sejak pohon kelapa miliknya bercabang dua, banyak masyarakat yang datang melihat langsung pohon kelapa unik miliknya.
Tidak jarang, pengunjung yang datang meminta buah dari pohon kelapa bercabang dua itu. Rata-rata, pengunjung mengambil satu atau dua buah kelapa saja. Buah dari pohon kelapa unik itu diyakini bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Bahkan, ada pengunjung yang mempercayai buah dan air kepala bisa sebagai penolak bala.
�Buah kelapa diberikan secara gratis bagi setiap pengunjung yang berminat. Tapi, harus meminta izin dulu dan pengunjung diminta untuk memanjat sendiri pohon kelapa karena tidak ada pemanjat khusus yang disediakan,� kata Amiruddin yang juga menjabat sebagai Sekretaris Desa Lebang.
Dia menambahkan, pohon kelapa bercabang dua miliknya itu kini dijaga dan dilestarikan oleh warga desa setempat. Beberapa waktu lalu, pemerintah kabupaten mengusulkan agar pohon kelapa bercabang dua bagian itu ditebang tetapi ditolak oleh warga desa. Alasan pemerintah, lokasi tumbuhnya pohon kelapa unik itu disinyalir mengandung minyak bumi.
Bahkan, pada tahun 1993 lalu, tim dari Kanada mengadakan survei atas kandungan minyak bumi di desa Lebang. Namun, minyak bumi yang dikandung di sekitar lahan tumbuhnya pohon kelapa milik Amiruddin dinilai masih mentah dan belum bisa diolah. �Warga desa Lebang tetap mempertahankan kelestarian pohon kelapa bercabang dua bagian itu. Diyakini, buah dan air kelapa bisa dijadikan obat dan penolak bala,� tandasnya.